Jumat, 27 Januari 2017

Mengenalkan Teknologi pada Anak

Produk-produk teknologi atau gadget sudah menjadi kebutuhan wajib saat ini. Bagaimana dengan anak-anak? Perlukah membekali mereka dengan alat-alat canggih itu, mengingat banyak pula dampak negatifnya?
Ya, sudah tuntutan zaman untuk mengenalkan produk-produk teknologi pada anak-anak.  Orang tua pun rame-rame membekali anak dengan perangkat komunikasi, seperti smartphone atau tablet. Masalahnya, jika anak-anak kurang dibekali nilai-nilai agama dan cara memanfaatkan teknologi yang baik, akhirnya malah menyalahgunakan perangkat tersebut untuk hal-hal negatif.
Orang tua pun, jika tidak mendampingi anak-anak berdasar nilai-nilai Islam, akan cenderung membiarkan anak-anaknya “diasuh” teknologi. Orang tua yang merasa modern ini justru bangga “menyerahkan” anaknya pada pengasuhan teknologi, yang penting anak anteng, rumah bersih tidak berantakan dan orang tua terutama ibu, bisa menjalankan kesenangannya tanpa gangguan.
Akibatnya, tak sedikit anak yang terpaku pada gadget-nya sehingga mengalami kecanduan yang membuat mereka malas belajar. Anak juga kurang bergerak sehingga tidak energik dan terganggu perkembangan fisiknya. Lebih parah lagi, anak-anak terlibat dalam pornografi. Duh, bagaimana seharusnya? Beberapa catatan berikut layak menjadi perhatian orang tua:
  1. Perlu dicamkan mengenai kapan tepatnya anak bisa dikenalkan dengan teknologi. Ini sangat tergantung kondisi keluarga dan lingkungan. Jika keluarga sudah teknologi minded dan lingkungan pergaulan sekitar juga melek teknologi, tak ada gunanya menyembunyikan dari anak. Anak bahkan perlu dikenalkan teknologi sejak dini. Daripada si anak sembunyi-sembunyi mengenal teknologi dari teman atau kenalannya, lebih baik orang tua sendiri yang mengenalkan. Dampak positifnya, anak menjadi individu yang memiliki kompetensi lebih. Wawasan dan pengetahuan umumnya akan berkembang pesat. Teknologi juga membantunya memperkaya imajinasi. Bahkan, terkadang kemampuan mendalami teknologi lebih pesat anak-anak dibanding orang tua. Nah, orang tua jangan sampai tertinggal. Tak usah malu bertanya pada anak tentang teknologi yang dikuasai anak.
  2. Pahamkan hukum teknologi dari sisi Islam, bahwa teknologi itu mubah sifatnya untuk dimanfaatkan, asal untuk kebaikan. Sebaliknya, ada konsekuensi dosa bila memanfaatkan teknologi untuk hal-hal negatif, seperti pornografi.
  3. Jelaskan secara detail filosofi terciptanya teknologi, apa manfaatnya dan dampak positifnya. Ajak anak hanya memanfaatkan teknologi untuk kegiatan positif, mendukung kreativitasnya dan menunjang metode belajarnya.
  4. Pilihkan aplikasi-aplikasi yang boleh dimanfaatkan. Seperti kartun atau games islami, musik religi, dll.
  5. Batasi jam pemakaiannya agar tidak kecanduan. Seimbangkan dengan aktivitas yang lain, seperti aktivitas fisik berupa main bola, bersepeda, dll. Juga, jangan lupa untuk tetap menjadikan ibadah seperti sholat, ngaji atau hapalan sebagai kegiatan yang tak boleh ditinggalkan jika ingin tetap mengakses teknologi.
  6. Awasi pemakaiannya. Pantau apa saja aktivitas anak terkait teknologi yang dia akses. Games apa saja yang dimainkannya. Jika anak sudah memiliki jejaring sosial, apa saja aktivitasnya. Siapa saja temannya, dll.
  7. Kembangkan teknologi untuk menggali ilmu, membuat karya atau inovasi bersama. Semisal mengajak anak mempelajari teknik fotografi dari fitur kamera di smartphone, memotivasi anak menulis di jejaring sosial atau blog, membuat cerita, mengakses berita dan mengomentarinya berdasar sudut pandang Islam, dll.
Kunci semua itu adalah komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Orang tua jangan bersifat mengekang atau menggurui, lebih bersifat merangkul dan mengayomi anak dengan menjadikan mereka sahabat untuk sama-sama melek teknologi.(kholda)
http://mediaumat.com/muslimah/5315-122-mengenalkan-teknologi-pada-anak-.html

Artikel Terkait